Strobist - teknik flash yang menarik
New postby bharata on Sun Jan 25, 2009 11:45 am
Strobist berasal dari kata strobe, yang dalam istilah fotografi berarti alat yang memproduksi cahaya secara terus menerus. Dengan bahasa yang lebih populer Strobist adalah fotografer yang senang menggunakan flash (blitz) secara off-camera. Jika umumnya, di masa sebelumnya orang menggunakan flash dengan cara diletakkan diatas hot-shoe kamera, maka para strobist menggunakan flash dengan jarak tertentu dari kamera. Bagaimana caranya?
Alat yang paling dibutuhkan untuk menggunakan flash secara off-camera adalah mekanisme wireless trigger (pemantik nirkabel). Pada beberapa kamera dan flash modern, kemampuan nirkabel ini sudah ada secara integrated. Di sistem Nikon di sebut sebagai CLS (Creative Lighting System) sementara di sistem Canon disebut sebagai E-TTL (Evaluative - Trough The Lens). Jangan artikan secara harfiah istilah CLS dan E-TTL, karena bisa membuat bingung artinya, lebih baik ikuti penjelasan berikut ini.
Sistem pemantik nirkabel ini berfungsi untuk menyalakan flash secara sinkron ketika kita menekan tombol shutter pada kamera. Jadi flash akan menyala ketika kita menekan shutter selayaknya flash tersebut berada di dudukan hot shoe di kamera. Uniknya, kita bisa mensinkronisasi lebih dari satu flash bersamaan sekaligus dalam suatu pemotretan. Untuk sebuah foto fashion yang dilakukan outdoor, bisa dibutuhkan 3-5 flash (bahkan bisa lebih banyak) yang dinyalakan secara off-camera. Alat wireless trigger ini umumnya menggunakan gelombang radio atau sinar infra merah untuk menyalakan flash slave (budak atau flash lain yang harus tunduk pada flash utama).
Pada generasi fotografi yang masih menggunakan film, sudah ada trigger yang menggunakan cahaya sebagai trigger. Alat ini umum dikenal sebagai mata kucing (synchro eye) yang berbasis pada pencahayaan flash dari master yang segera diikuti oleh slave-nya. namun penggunaan mata kucing hanya terbatas di studio saja, karena kepekaan mata kucing ini tidak akan bekerja pada lokasi outdoor.
Foto ini diambil dengan menggunakan satu flash yang diletakkan sebelah kiri atas. Dengan metode off-camera ini kita bisa mengatur dimana jatuhnya bayangan, sehingga bayangan tidak akan mengganggu foto. Metode strobist yang menggantikan flash studio yang berat dan membutuhkan listrik AC kini digantikan dengan flash-flash kecil dan ringan yang hanya menggunakan baterai DC.
Untuk menambah aksen pada teknik strobist ini, bisa digunakan sebuah snoot, yaitu alat sederhana yang berbentuk seperti corong untuk membatasi sinar flash yang kita gunakan. Snoot ini diletakkan di depan flash, sehingga cahaya yang dihasilkan berbentuk lingkaran yang tidak terlalu besar, dengan speed yang agak cepat (sekitar 1/200) pada foto ini, maka cahaya ambience tidak akan terambil, sehingga kita bisa mengisolasi subyek, dan tidak memperlihatkan background yang bisa mengganggu subyek.
Bentuk snoot yang digunakan adalah seperti ini, di bagian dalamnya dilapisi reflektor silver untuk memaksimalkan cahaya yang keluar. Dengan selembar karton hitam dan selotape kita juga bisa membuat snoot seperti ini, namun jika ingin lebih maksimal, snoot ini bisa dibeli di beberapa toko online di dalam dan luar negeri atau di beberapa penjual peralatan foto dengan harga relatif murah di http://bursa.fotografer.net
Walaupun kita memotret dengan matahari yang masih bersinar, namun dengan menggunakan teknik strobist, kita bisa mengisolasi cahaya matahari, yaitu dengan cara menggunakan speed sekitar 1/200 sehingga foto akan menjadi under lighting. Untuk menambahkan cahaya pada subyek kita dapat menambahkan flash secara off-camera (dari sisi kiri) sehingga cahaya yang jatuh tidak datar sebagaimana kita letakkan flash di shoe kamera. Speed 1/200 adalah speed maksimal yang masih dapat melakukan sinkronisasi antara kamera dengan flash, namun beberapa kamera keluaran terbaru mampu melakukan sinkronisasi lebih dari batas tersebut. Banyak fotografer yang memanfaatkan sinar matahari sebagai background untuk teknik strobist ini, sehingga akan menghasilkan foto-foto yang indah.
Demikian teknik strobist yang menarik, untuk belajar lebih banyak, saat ini sudah ada komunitas penggemar strobist yang bergabung di http://idstrobist.multiply.com, ada banyak teknik strobist yang bisa dipelajari disana.
Sumber:
Strobist berasal dari kata strobe, yang dalam istilah fotografi berarti alat yang memproduksi cahaya secara terus menerus. Dengan bahasa yang lebih populer Strobist adalah fotografer yang senang menggunakan flash (blitz) secara off-camera. Jika umumnya, di masa sebelumnya orang menggunakan flash dengan cara diletakkan diatas hot-shoe kamera, maka para strobist menggunakan flash dengan jarak tertentu dari kamera. Bagaimana caranya?
Alat yang paling dibutuhkan untuk menggunakan flash secara off-camera adalah mekanisme wireless trigger (pemantik nirkabel). Pada beberapa kamera dan flash modern, kemampuan nirkabel ini sudah ada secara integrated. Di sistem Nikon di sebut sebagai CLS (Creative Lighting System) sementara di sistem Canon disebut sebagai E-TTL (Evaluative - Trough The Lens). Jangan artikan secara harfiah istilah CLS dan E-TTL, karena bisa membuat bingung artinya, lebih baik ikuti penjelasan berikut ini.
Sistem pemantik nirkabel ini berfungsi untuk menyalakan flash secara sinkron ketika kita menekan tombol shutter pada kamera. Jadi flash akan menyala ketika kita menekan shutter selayaknya flash tersebut berada di dudukan hot shoe di kamera. Uniknya, kita bisa mensinkronisasi lebih dari satu flash bersamaan sekaligus dalam suatu pemotretan. Untuk sebuah foto fashion yang dilakukan outdoor, bisa dibutuhkan 3-5 flash (bahkan bisa lebih banyak) yang dinyalakan secara off-camera. Alat wireless trigger ini umumnya menggunakan gelombang radio atau sinar infra merah untuk menyalakan flash slave (budak atau flash lain yang harus tunduk pada flash utama).
Pada generasi fotografi yang masih menggunakan film, sudah ada trigger yang menggunakan cahaya sebagai trigger. Alat ini umum dikenal sebagai mata kucing (synchro eye) yang berbasis pada pencahayaan flash dari master yang segera diikuti oleh slave-nya. namun penggunaan mata kucing hanya terbatas di studio saja, karena kepekaan mata kucing ini tidak akan bekerja pada lokasi outdoor.
Foto ini diambil dengan menggunakan satu flash yang diletakkan sebelah kiri atas. Dengan metode off-camera ini kita bisa mengatur dimana jatuhnya bayangan, sehingga bayangan tidak akan mengganggu foto. Metode strobist yang menggantikan flash studio yang berat dan membutuhkan listrik AC kini digantikan dengan flash-flash kecil dan ringan yang hanya menggunakan baterai DC.
Untuk menambah aksen pada teknik strobist ini, bisa digunakan sebuah snoot, yaitu alat sederhana yang berbentuk seperti corong untuk membatasi sinar flash yang kita gunakan. Snoot ini diletakkan di depan flash, sehingga cahaya yang dihasilkan berbentuk lingkaran yang tidak terlalu besar, dengan speed yang agak cepat (sekitar 1/200) pada foto ini, maka cahaya ambience tidak akan terambil, sehingga kita bisa mengisolasi subyek, dan tidak memperlihatkan background yang bisa mengganggu subyek.
Bentuk snoot yang digunakan adalah seperti ini, di bagian dalamnya dilapisi reflektor silver untuk memaksimalkan cahaya yang keluar. Dengan selembar karton hitam dan selotape kita juga bisa membuat snoot seperti ini, namun jika ingin lebih maksimal, snoot ini bisa dibeli di beberapa toko online di dalam dan luar negeri atau di beberapa penjual peralatan foto dengan harga relatif murah di http://bursa.fotografer.net
Walaupun kita memotret dengan matahari yang masih bersinar, namun dengan menggunakan teknik strobist, kita bisa mengisolasi cahaya matahari, yaitu dengan cara menggunakan speed sekitar 1/200 sehingga foto akan menjadi under lighting. Untuk menambahkan cahaya pada subyek kita dapat menambahkan flash secara off-camera (dari sisi kiri) sehingga cahaya yang jatuh tidak datar sebagaimana kita letakkan flash di shoe kamera. Speed 1/200 adalah speed maksimal yang masih dapat melakukan sinkronisasi antara kamera dengan flash, namun beberapa kamera keluaran terbaru mampu melakukan sinkronisasi lebih dari batas tersebut. Banyak fotografer yang memanfaatkan sinar matahari sebagai background untuk teknik strobist ini, sehingga akan menghasilkan foto-foto yang indah.
Demikian teknik strobist yang menarik, untuk belajar lebih banyak, saat ini sudah ada komunitas penggemar strobist yang bergabung di http://idstrobist.multiply.com, ada banyak teknik strobist yang bisa dipelajari disana.
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar